Cherreads

Chapter 2 - chapter 2.

Langit mulai beranjak siang, sinar matahari yang menyelinap dari atap kayu yang rapuh menyinari ruangan kecil itu. Zhu Feng duduk bersila, tubuhnya diam seperti batu, napasnya teratur, dan jejak Qi yang samar berputar pelan di sekelilingnya.

Dalam keheningan itu, pikirannya bergerak.

"Ini baru tahap awal Soul Tempering..." gumamnya dalam hati. "Untuk melangkah ke tingkat berikutnya, aku harus mencapai puncak Soul Tempering. Tapi saat ini, aku bahkan belum mencapai tahap tengah."

Matanya tetap terpejam, namun alisnya sedikit mengernyit.

"Jika aku ingin maju lebih jauh... yang kubutuhkan sekarang adalah pengalaman."

Pengalaman.

Satu kata itu berputar di benaknya.

Sejak kecil, ia mendengar banyak cerita dari orang-orang miskin di Kota Lian tentang tempat berbahaya yang terletak di luar kota, jauh di timur. Sebuah hutan luas yang dikenal sebagai Hutan Lian. Tempat itu penuh dengan binatang buas dan monster liar, tempat di mana orang biasa yang pergi mencari tanaman obat sering kali tak pernah kembali. Bahkan para kultivator yang meremehkan tempat itu pun banyak yang menemui ajalnya di sana.

Zhu Feng membuka matanya.

Keputusan telah dibuat.

Ia berdiri perlahan, tubuhnya masih merasakan sedikit kehangatan setelah sesi meditasi yang panjang. Dengan langkah ringan, ia berjalan menuju dapurnya yang kecil dan lusuh. Satu-satunya senjata yang ia miliki hanyalah pisau dapur yang sudah tumpul dan berkarat. Ia mengangkatnya, mengamati pantulan samar wajahnya di permukaannya yang kusam.

—Ini bukan senjata yang bagus.

—Tapi ini lebih baik daripada tidak membawa apa-apa.

Tanpa banyak berpikir, ia menyelipkan pisau itu di pinggangnya, lalu berjalan ke pintu rumahnya. Dengan satu gerakan ringan, ia menutup pintu kayu tua itu, membiarkannya terkunci tanpa benar-benar yakin apakah gemboknya masih berfungsi dengan baik.

Angin bertiup pelan saat ia melangkah keluar.

Tanpa menoleh ke belakang, Zhu Feng langsung melesat.

Kota Lian terbentang luas, namun jalannya terbagi menjadi beberapa distrik. Bagian barat, tempat ia tinggal, adalah wilayah kumuh yang dipenuhi oleh rakyat miskin. Semakin ke timur, bangunan-bangunan semakin terawat, jalanan semakin bersih, dan para penduduknya memiliki pakaian yang jauh lebih layak.

Saat ia berlari melewati jalan-jalan berbatu, banyak mata memandangnya dengan tatapan meremehkan.

Seorang pemuda dengan pakaian compang-camping, berlari membawa pisau dapur? Mereka hanya menggelengkan kepala dan mengabaikannya.

Zhu Feng tidak peduli.

Ia terus berlari melewati distrik-distrik kota, semakin lama semakin menjauh dari keramaian. Begitu ia melewati gerbang timur Kota Lian, suasana pun berubah drastis. Jalanan batu yang rapi berganti menjadi tanah kering dan berdebu, dengan hamparan padang rumput yang meluas hingga ke kaki perbukitan di kejauhan.

Jalan setapak mulai terlihat di depannya. Itu adalah jalur utama yang sering digunakan oleh para pencari herbal yang pergi ke Hutan Lian. Banyak dari mereka adalah orang miskin yang tidak punya pilihan lain selain mencari nafkah di tempat berbahaya itu.

Sayangnya, tidak semua dari mereka kembali dengan selamat.

Seiring waktu, semakin banyak rumor yang beredar. Orang-orang berbicara tentang para pencari herbal yang hilang tanpa jejak, tubuh-tubuh yang ditemukan tercabik-cabik di dalam hutan, serta raungan mengerikan yang terdengar di malam hari.

Bahkan beberapa kultivator yang masuk ke hutan itu untuk berburu monster akhirnya tidak pernah kembali.

Namun, semua itu tidak membuat Zhu Feng berhenti.

Ia terus bergerak, tubuhnya tetap ringan, napasnya tetap stabil.

Perjalanan menuju Hutan Lian bukanlah perjalanan yang singkat. Dari Kota Lian, ia harus melewati perbukitan kecil, sungai dangkal, dan jalanan berbatu yang jarang dilewati orang. Bahkan dengan kecepatannya saat ini, butuh hampir tiga jam sebelum akhirnya ia melihat batas hutan itu.

Dan begitu ia tiba di sana...

Ia berdiri diam.

Di hadapannya, pepohonan besar menjulang tinggi, batang-batangnya dipenuhi akar yang melilit seperti ular raksasa. Daun-daunnya lebat, hampir menutupi cahaya matahari, menciptakan bayangan gelap yang merayap di tanah. Angin yang bertiup dari dalam hutan membawa aroma tanah basah bercampur dengan sesuatu yang lebih samar—bau darah yang hampir tidak terdeteksi.

Zhu Feng menyipitkan mata.

Suasana di tempat ini terasa... berbeda.

Seolah-olah ada sesuatu yang mengintai dari dalam kegelapan, menunggu siapa pun yang cukup bodoh untuk melangkah masuk.

Namun, justru karena itu, Zhu Feng melangkah maju tanpa ragu.

—Petualangannya baru saja dimulai.

More Chapters