Cherreads

Chapter 4 - chapter 4

Lima hari berlalu.

Matahari perlahan muncul di cakrawala, sinarnya menerobos melalui celah jendela kayu yang sudah mulai lapuk. Udara pagi terasa segar, namun masih menyisakan jejak embun yang menempel di dedaunan di luar rumah.

Zhu Feng perlahan membuka matanya. Pandangannya masih sedikit buram, tetapi seiring dengan kesadarannya yang kembali, ia segera merasakan perubahan dalam tubuhnya.

Luka-luka di tubuhnya sudah hampir sepenuhnya pulih, hanya menyisakan bekas gigitan di lengannya yang masih samar terlihat. Rasa nyeri masih ada, tetapi jauh berkurang dibandingkan sebelumnya.

Ia mengangkat tangannya, menatap luka itu dalam diam.

"Pemulihan ini lambat..." pikirnya.

Bagi seorang kultivator tahap awal seperti dirinya, memulihkan luka bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam hitungan jam atau hari seperti para ahli sejati. Ia masih lemah.

Namun, ada sesuatu yang berbeda kali ini.

Zhu Feng meraba perutnya. Dahinya sedikit berkerut.

"Aku tidak merasa lapar?"

Tatapannya berubah sedikit terkejut.

"Apakah ini efek menjadi seorang kultivator? Tidak membutuhkan makan dan minum seperti manusia biasa?"

Ia tersenyum tipis.

"Kalau begini, aku tidak perlu datang ke warung si gendut itu lagi..."

Tawa kecil keluar dari mulutnya, tetapi seketika menghilang saat pikirannya kembali ke pertarungan lima hari lalu.

Serigala bertanduk.

Pertarungan itu memberinya pengalaman pertama dalam pertempuran hidup dan mati. Ia menyadari betapa berbahayanya dunia kultivasi dan betapa mudahnya kehilangan nyawa.

Namun, di sisi lain—

Dari pertarungan itu, ia mulai memahami sesuatu.

"Aku bisa mengendalikan Qi..."

Meskipun caranya masih kasar dan tidak efisien, ia mulai merasakan bagaimana Qi mengalir di dalam tubuhnya.

Tetapi, ada masalah besar.

"Aku tidak memiliki teknik..."

Selama ini, ia hanya mengandalkan naluri. Ia memusatkan Qi ke tubuhnya untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan, tetapi itu bukan cara yang benar. Tanpa teknik yang tepat, ia hanya membuang energi dengan percuma.

"Jika aku terus seperti ini, aku tidak akan bertahan lama di dunia kultivasi..."

Mata Zhu Feng sedikit menyipit.

Tanpa guru, tanpa bimbingan, dan tanpa sumber daya, ia harus menemukan jalannya sendiri.

Ia menghela napas panjang, lalu perlahan berdiri dari posisi duduk bersilanya. Tubuhnya masih terasa sedikit kaku setelah beberapa hari memulihkan diri.

Hari masih pagi.

Ia membuat keputusan.

"Aku harus berlatih."

Di rumahnya yang sempit, tidak ada cukup ruang untuk itu. Jika ia ingin berlatih dengan serius, ia harus pergi ke tempat yang lebih luas—

Hutan Lian.

Tempat yang sunyi dan liar. Tempat di mana ia bisa melatih tubuh dan Qi-nya tanpa gangguan.

Zhu Feng melangkah keluar dari rumahnya. Begitu pintu kayu terbuka, cahaya matahari langsung menyilaukan matanya. Ia menyipitkan mata sejenak, membiarkan tubuhnya menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya.

Udara pagi terasa lebih hangat, berbeda dengan lima hari lalu saat ia terbaring di dalam rumah.

Ia menarik napas dalam, lalu mulai berjalan.

---

Jalanan Kota Lian mulai dipenuhi orang-orang.

Sebagai kota kecil di wilayah luar, tempat ini tidak bisa dibandingkan dengan kota-kota besar di dunia kultivasi. Namun, karena letaknya yang strategis, banyak kultivator singgah di sini.

Sepanjang perjalanan, Zhu Feng melihat banyak pedagang membuka lapak. Beberapa menjual baju dan peralatan sederhana, sementara yang lain menawarkan ramuan dan bahan-bahan langka yang bisa digunakan untuk kultivasi.

Di antara mereka, ada juga beberapa kultivator yang lewat dengan pedang di punggung atau senjata lain di pinggang mereka. Beberapa tampak membawa pedang tipis yang terlihat ringan dan tajam, sementara yang lain membawa pedang besar yang berat dan kasar.

Zhu Feng memperhatikan mereka dalam diam.

Matanya penuh ketertarikan.

"Mereka semua adalah kultivator..."

Bagi mereka yang lahir dalam keluarga besar atau memiliki bimbingan guru, jalan kultivasi bukanlah sesuatu yang sulit.

Berbeda dengan dirinya.

Saat ia masih kecil, hanya untuk mendapatkan makanan saja sudah sulit, apalagi memikirkan jalan kultivasi.

Tiba-tiba—

Zhu Feng menghentikan langkahnya.

Di depan sana, seorang pemuda melangkah dengan penuh percaya diri.

Pemuda itu mengenakan pakaian mewah, rambut panjangnya diikat rapi ke atas, dan di tangannya tergenggam sebuah kipas lipat. Di sekelilingnya, beberapa wanita cantik tertawa dan bercanda dengannya.

Zhu Feng mengenali orang itu.

Liu Wei.

Tuan muda dari keluarga Liu—salah satu keluarga besar yang memiliki pengaruh di Kota Lian.

Pemuda itu memiliki segalanya sejak lahir.

Guru, sumber daya, status.

Sejak kecil, jalannya telah terbuka lebar. Ia tidak perlu berjuang seperti Zhu Feng. Ia tidak perlu bertarung melawan kelaparan atau bekerja keras hanya untuk sekadar bertahan hidup.

Zhu Feng mengepalkan tangannya.

Matanya menatap Liu Wei tanpa ekspresi.

"Lahir di keluarga besar, memiliki semua yang diinginkan..."

Ia bisa merasakan perasaan iri merayap dalam hatinya, tetapi ia segera menghilangkannya dengan mendengus pelan.

"Cih... Memangnya kenapa jika kau lahir di keluarga besar?"

Tatapannya perlahan menjadi lebih tajam.

"Suatu hari nanti... Aku akan melampauimu."

Tanpa menoleh lagi, Zhu Feng melanjutkan langkahnya.

---

Setelah melewati jalanan kota, Zhu Feng akhirnya tiba di gerbang timur Kota Lian.

Dua penjaga berdiri di kedua sisi gerbang, tetapi mereka tidak terlalu memperhatikan orang-orang yang keluar masuk kota.

Zhu Feng melewati mereka tanpa masalah dan berjalan menuju jalur kecil yang menuju ke Hutan Lian.

Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa aroma dedaunan dan tanah lembap. Suara burung terdengar dari kejauhan, bercampur dengan suara serangga yang mulai terdengar lebih keras saat ia semakin jauh dari kota.

Langkahnya tetap stabil, tidak terlalu cepat, tetapi juga tidak lambat.

Tak lama kemudian—

Pepohonan raksasa mulai tampak di depan.

Bayangan Hutan Lian menyelimuti jalannya, menciptakan suasana yang lebih sejuk dan sunyi.

Zhu Feng berhenti sejenak di tepi hutan, menghembuskan napas panjang, lalu melangkah masuk.

Di dalam sana—

Ia akan mulai latihannya.

Ia akan menemukan jalannya sendiri.

More Chapters