Cherreads

The Great immortal King: Universal Regression

Xyazor_Game
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7k
Views
Synopsis
Long ago, a hero saved the world, but his name was erased from history. From the world of mortals was born Zeiron, a bringer of hope whose search for truth ultimately challenged his own life. When struggle turned to rebellion, Zeiron emerged as the Lord of Universal Law—the Eternal High King who rules over all creation. Now, beneath the forgotten name of the mortal world, remains a mystery: a savior… or the beginning of destruction?
VIEW MORE

Chapter 1 - Bad day

Suatu entitas gelap dengan aura putih surgawi bersemayam dalam kekosongan mutlak .

Ia mengangkat tangannya, membuka telapak tangannya, lalu menciptakan cahaya yang tak tertandingi , menyerupai kekuatan tak tertandingi yang lahir dari energi tak terbatas. Cahaya itu memantulkan bayangan kehidupan— bayi yang baru lahir .

Entitas itu menatap dalam ke cahaya, lalu menggenggamnya seperti bola dan berbisik,

"Aku memilihmu..."

Dengan gerakan ringan, ia merobek jalinan realitas hanya dengan satu tangan, seolah-olah hanya merobek dinding tipis . Di balik robekan itu, realitas yang tak terhitung jumlahnya muncul, masing-masing mewakili kehidupan yang berbeda. Saat robekan itu terbuka, retakan mulai merayapi seluruh ranah realitas.

Pada saat yang sama, di desa Faxiliun , seorang bayi lahir.

Rambutnya hitam legam , matanya hitam pekat dan dalam, wajahnya tampan dengan kulit putih. Bayi itu diberi nama Zeiron .

Ibunya, Fan'qiu , adalah seorang wanita cantik dengan rambut coklat kemerahan, tinggi 179 cm, dan bermata gelap.

Ayahnya, Zeryon , adalah seorang pedagang rajin berambut hitam, tinggi 192 cm, tampan, karismatik, dan bermata biru.

Mereka hidup dalam kemiskinan .

Zeryon berdagang gandum dan ternak , sementara Fan'qiu mengurus rumah sederhana mereka. Meskipun kekurangan, Zeiron kecil tak pernah mengeluh.

Zeiron terus-menerus dihina, dikucilkan, diremehkan, dan dipukuli oleh teman-temannya. "Lihat, anak hina mau lewat!" "Mau lewat sini? Bayar dulu!" " Dasar pengemis! " "Pergi sana! Jangan kotori bajuku!" "Hahaha! Brengsek! "

Pada usia 14 tahun, Zeiron mengikuti ayahnya ke ibu kota Fan'Nize untuk membantu perdagangan.

Namun, di pasar ibu kota, mereka malah menjadi bahan olok-olokan para pelajar bangsawan.

"Hahaha! Lihat barang-barang ini! Kualitasnya rendah , seperti pedagang rendahan yang menjualnya!"

Zeiron mencengkeram tepi kemeja ayahnya dan berbisik,

"Bukan urusanmu!"

Zeryon hanya tersenyum, meskipun kesedihan terpancar jelas di matanya. Ia mengacak-acak rambut putranya.

"Mereka cuma bercanda. Jangan pedulikan mereka. "

Pasar sangat ramai hari itu. Dengan ketampanan dan senyumnya yang hangat , Zeryon dengan mudah menarik perhatian pembeli, terutama para wanita muda. Gandum, daging, telur, bahkan kulit binatang pun ludes terjual, bukan hanya karena kualitasnya tetapi juga karena pesonanya .

"Pedagang Zeryon, aku ambil dua karung gandum lagi!" teriak seorang wanita muda sambil tersipu.

Zeiron menatap ayahnya dengan kagum.

"Ayah itu keren ."

Zeryon tertawa pelan sambil mengacak-acak rambut putranya.

"Aku melakukan segalanya untukmu dan ibumu. Selama aku bisa bekerja, kamu tidak akan kelaparan."

Hari itu berakhir dengan perasaan lega.

Semua barang terjual, dan mereka memutuskan untuk pulang malam itu. Namun, perjalanan pulang berubah menjadi mimpi buruk .

Sekelompok bandit menghalangi jalan, menghunus pedang dan mengeluarkan sihir api.

"Berhenti! Serahkan semua barangmu kalau tidak mau mati!"

Zeiron yang tengah tidur di kereta terbangun dalam keadaan panik.

"Ayah! Ada apa!"

Zeryon turun dari kereta, tubuhnya dipenuhi sihir Elemen Tanah . Kerikil bergetar di sekelilingnya. Pertempuran meletus—baja beradu, mantra meledak, api membakar udara, dan tanah berguncang.

Sebuah ledakan menghantam kereta. Zeiron terlempar , darah mengalir di pelipisnya.

" Zeiron! " teriak Zeryon dengan suara panik.

Tubuhnya penuh luka dan darah, tetapi Zeryon tetap berusaha melindungi putranya.

"Kau harus lari . Pergi ke Guild sekarang!" desaknya sambil terengah-engah.

"Tidak! Bagaimana denganmu!" Zeiron menggelengkan kepalanya dengan keras.

Seorang bandit besar menyerang Zeiron dengan bola api neraka , melemparkan Zeiron ke tanah.

Zeryon, yang hampir tidak mampu berdiri, berlutut dan memohon .

"Biarkan anakku pergi. Ambil nyawaku, tapi biarkan dia pergi!"

Tawa kejam bergema di udara.

"Hahaha! Lihat, pedagang tampan itu berlutut seperti anjing !"

Dengan sisa tenaganya, Zeryon menyerang para bandit sambil berteriak sekuat tenaga.

" Lari, Zeiron! Biarkan Ayahmu menahan mereka!"

Zeiron berlari, dipenuhi kesedihan, hatinya hancur berkeping-keping .

Dia meninggalkan ayahnya berjuang sendirian.

Ketika Zeiron kembali bersama para petualang Guild, dunianya runtuh .

Tubuh Zeryon yang tak bernyawa tergeletak di tanah. Lengan kirinya putus , wajahnya rusak akibat siksaan kejam.

Zeiron membeku, tangisannya tercekat di tenggorokannya.

" Ayah... " bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.

Hari itu, dunia Zeiron berubah selamanya .

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan penderitaan.

Zeiron, yang baru berusia 14 tahun, menjadi tulang punggung keluarga .

Ia bekerja tanpa henti, sering kali menahan lapar agar ibu dan adiknya yang berusia 6 tahun bisa makan. Malam tiba, dan ia tidur di gerobak tua milik ayahnya, tubuhnya yang kecil kelelahan.

Dan pada malam yang tenang itu , mimpi itu terwujud.

Suatu entitas gelap dengan aura putih muncul dari kehampaan, mengulurkan tangannya.

"Apa arti kekuatan bagimu, Zeiron?"

Zeiron mendongak, matanya dipenuhi kesedihan dan tekad .

"Kekuatan... adalah kemampuan ."

Ia meraih tangan entitas itu. Seketika, cahaya aneh menyelimuti tubuhnya.

Zeiron terbangun terengah-engah. Malam terasa berbeda , udara di sekelilingnya bergetar. Sesuatu mengalir deras di pembuluh darahnya , seperti sungai energi yang tak terlihat.

Tangannya gemetar, matanya terbuka lebar.

"Apa... apa yang terjadi padaku...?"

Suara entitas itu bergema, " Jangan biarkan keterbatasanmu membatasi kemampuanmu. Lampaui batasmu, dan hancurkan, jika kau bisa. "

Dan,

" Bunuh versi lama dirimu, ciptakan yang baru. "

Bertekadlah dan berani untuk melangkah maju .

Kunci untuk bertahan hidup tidak hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi juga pada kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan dan membentuk pola pikir yang tidak akan dihancurkan oleh pikiran sendiri.

Dunia tidak akan pernah melirik seseorang yang lemah. Dunia hanya akan melirik seseorang yang kuat dan cukup berani untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.