Cherreads

Chapter 5 - Bab 5: Pemanggilan part 1

Free berjalan sendirian dilorong akademi. Langkahnya pelan, setiap langkah kaki nya menyebabkan suara gema di lorong.

Kemarin, pertandingan duel antara Free dan Sieba berakhir dengan kemenangan Free. Free merasa khawatir dengan keadaan keluarga Jurga. Ia merasa tidak enak terhadap Hedra.

Setelah kejadian itu, Free mulai terkenal. Waktu terus berjalan, murid-murid akademi Crenia mulai berdatangan, ada yang mengobrol dengan temannya dan ada juga yang piket. Selama perjalanannya, banyak siswa dan siswi yang menyapa dan mencoba mengajak berbicara dengannya. Free merasa terusik, terutama saat ini Gil dan Seria sedang tidak bersamanya. Jadi, Free terpaksa mengikuti keinginan orang yang sudah terlanjur kagum kepadanya.

Mapel hari ini hanya materi biasa di kelas. Free segera bergegas ke kelas. Melangkah lebih cepat dan melewati orang-orang yang mendekati nya. Dia berhasil sampai ke kelas, di kelas terdapat perempuan yang sedang duduk menatap buku. Itu adalah Seria. Free menghela nafasnya, ia menghampiri Seria dan mencoba menyapa nya.

Ia melambaikan tangannya,

"Hoi!" Sahut Free menyapa Seria.

Seria menoleh ke arah Free, mukanya datar dengan mata yang tidak mengharapkan kedatangan Free. Seria menatap buku nya kembali dan mengacuhkan sapaan Free.

Melihat hal itu membuat Free mematung, ia tidak mengerti apa yang sudah terjadi, mental nya yang baru saja merasakan lega kembali terasa sesak. Free merasa sakit hati karena dia dicuekin oleh satu perempuan setelah kejadian kemarin. Free berjalan menghampiri Seria lalu duduk disampingnya.

Seria masih serius menatap bukunya,

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya seria halus.

"Hah???" Free tidak terlalu mendengarkan, ia masih memikirkan alasan Seria mengabaikannya.

Seria berdecak, sedikit kesal tetapi berusaha menahannya

"Aku tanya bagaimana keadaanmu setelah berduel dengan Pangeran Sieba kemarin?" Kata Seria dengan nada keras.

Mendengar hal itu membuat Free kembali semangat, energi nya kembali terkumpul, tetapi ia tetap merasa kebingungan.

"Oh … aku baik-baik saja kok. Lagipula ini tidak ada apa-apanya" jawabnya dengan nada yang lebih santai.

Seria menatap Free dengan mata penuh harap,

"Kau terlalu membahayakan dirimu, Free … lain kali hindari kejadian seperti itu." Lirih Seria khawatir.

Free tersenyum lega, ia menatap wajah Seria berusaha menghilangkan kekhawatirannya

"Yah kau benar. Lain kali akan aku hindari, tetapi yang kemarin itu memang tidak dapat dihindari lagi ya kan?" Nada Free lembut.

Seria menyilangkan tangannya dan menatap luar jendela

"Memang benar, jika kau tidak menerimanya mungkin hal buruk lain nya akan terjadi. Setidaknya kau cukup kuat untuk bertahan dari itu semua."

Free tersenyum sombong

"Cukup kuat...? Aku kembali dengan membawa kemenangan seperti yang kau suruh."

Seria menatap Free, menyadari hal itu membuat dirinya merasa malu. Ia masih menyembunyikan rasa malu nya,

"Memang benar, aku benci jika kau sampai kalah karena aku tidak bisa bertarung dengannya, kau sendiri sudah tau kalau keluargaku terikat hubungan dengan keluarga kerajaan. Itu saja…" Seru Seria, wajahnya kesal, tetapi dibaliknya ada kesedihan tersendiri.

Free merasakan emosi Seria, ia mengetahuinya. Seria ingin bertarung, tetapi karena terikat dengan keluarganya membuat Seria terbelenggu. "Yah aku tau, memang pilihan terbaiknya adalah aku sendiri yang bertarung. Jadi jangan merasa khawatir lagi." Respon Free, kali ini nada nya rendah dan lembut agar dapat menyentuh hati Seria.

Kelas mulai ramai, Gil sudah datang ke kelas menghampiri Seria dan juga Free. Seperti Seria ...Gil juga bertanya kondisi Free. Dan Free menjawab seperti responnya dengan Seria.

Kelas telah dimulai, guru telah memasuki kelas. Materi yang dibahas ialah sejarah dan pengenalan tentang makhluk ras dimensi lain.

Free cukup tertarik dengan Naga, dewa, dan iblis. Free terus bersemangat mengikuti pelajaran yang membuat guru nya pun ikut semangat mengajarnya. 

Bel istirahat berbunyi, setelah kelas selesai, Free di ajak makan bersama dikantin oleh beberapa murid tak dikenalnya. Mereka mulai menyukai Free setelah duel tersebut tersebar.

Melihat hal itu membuat Seria jengkel, Gil yang melihat itu juga hanya bisa tersenyum tipis dan memberi semangat kepada Free. "Semangat, ya!" Seru Gil tertawa.

Free menolak ajakan mereka semua lalu dengan cepat menghampiri temannya dan membawanya ke kantin.

Selama di kantin, Gil berdiam diri seperti banyak hal sedang dipikirkan. Gil mengepalkan tangannya dengan erat "Apa yang akan terjadi kepada Hedra ya ...dia orang yang cukup baik, hari ini dia tidak mengikuti kelas." Tanya Gil yang khawatir.

Free dan Seria hanya bisa berdiam dan melanjutkan makan mereka. Tentunya mereka tidak bisa berbuat apapun karena itu adalah urusan keluarganya sendiri.

Setelah kembali dari kantin. Kelas kembali dimulai, kali ini kelas mereka mempelajari teknik pemanggilan. Teknik pemanggilan dilakukan untuk membantu seseorang berbagai hal.

Seria melihat keatas dan memegang dagunya

"Kelas kali ini dilakukan di lapangan. Mungkin mereka berjaga-jaga jika terjadi hal buruk di luar prediksi." Seru Seria.

Mata Gil berkilauan tak sabar menantikan kelas dimulai

"Kira-kira kita dapat memanggil apa ya? Aku harap aku bisa memanggil sesuatu yang hebat." nadanya semangat.

Free tidak mengerti dengan sistem Pemanggilan. Ia baru pertama kali mendengarnya "Pemanggilan itu maksud nya bagaimana? Apakah kita memanggil hewan untuk dijadikan peliharaan?" Tanya Free yang polos penasaran.

Seria dan Gil melihat Free, Gil mendekatkan dirinya kepada Free

"Kau tidak tau ya? Yasudah sih, Pemanggilan itu ada beberapa macam seperti Summoner dan Conjurer. Ada juga orang yang bisa menguasai hewan atau beberapa monster yang namanya Beast Tamer. Dalam hal pemanggilan, yang biasanya dicari itu Summoner atau Conjurer, terutama karena Conjurer itu ada banyak keuntungannya." Jawab Gil, wajahnya serius.

Seria juga tak bisa mengabaikan temannya, ia meneruskan penjelasan dari Gil

"Conjurer itu bisa memanggil berbagai macam dari dimensi lain, bahkan bisa menggunakan banyak kekuatan seperti sihir dan kutukan. Makanya banyak yang dicari, jika kau sampai mendapat kelas Conjurer maka kau akan mendapatkan rekomendasi menjadi penyihir kerajaan" tambah Seria.

Free menganggukkan kepalanya

"Ohh...begitu ya, aku mengerti." Balas Free singkat.

Mereka terus berjalan menuju kelas selanjutnya. Selama perjalanan mereka berupaya menjelaskan lebih banyak kepada Free.

"Tapi ada juga yang masuk ke dalam kategori Pemanggil. Jenis Penyihir Necromancer, penguasa jiwa-jiwa yang dijadikan sebagai pelayannya. Terkadang setiap dia mengalahkan musuh, musuh yang kalah akan di ekstrak menjadi pengikutnya." Lanjut Seria menjelaskan.

Free menatap Seria, ia merasa takjub dengan pengetahuannya

"Kau tau banyak Seria, hebat. Kalian benar-benar hebat." Ucap Free memuji.

"Hah? Itu cuma pengetahuan umum saja." Balas Seria cepat, mereka terus berjalan.

Sesampainya di lapangan tempat dilakukannya kelas pemanggilan, mereka mendapati instruktur mereka yang sudah berada disana. Kelas pun segera dimulai, Instruktur menjelaskan materi tentang Pemanggilan. Lalu dilanjutkan dengan prakteknya.

Praktik dilakukan satu-persatu dengan panggilan Instruktur. Selama praktik, mereka mencoba berbagai kelas tipe pemanggil seperti Summoner dan Conjurer untuk mengantisipasi adanya murid dengan 2 tipe kelas pemanggilan.

Satu-persatu murid-murid mulai dipanggil untuk melakukan praktik pemanggilan. Banyak diantara mereka memanggil monster langka dan kuat. Kebanyakan murid dapat menjinakkan makhluk yang mereka panggil dan menjadikannya familiar, tetapi ada juga yang tidak bisa dan malah justru membuat mereka diserang.

Sejauh ini, mereka yang telah dipanggil belum ada satupun yang mendapat 2 tipe kelas pemanggilan.

Waktu terus berjalan, selanjutnya Gil dipanggil dan berhasil memanggil Monster dengan kemampuan bioalkimia yang bisa mendukung Gil, makhluk yang dengan tubuh yang cukup besar, berjalan dengan dua kaki dengan kepala yang unik. Monster itu berhasil dijinakkan oleh Gil. Setelah melakukan pemanggilan tipe Summoner, Gil mencoba Conjurer, akan tetapi ia tidak dapat memanggil apapun.

Selanjutnya Seria, begitu pula dengan Seria yang berhasil memanggil seekor makhluk mistik, Phoenix. Tetapi Phoenix nya berbeda, seperti mengambil mana dan kekuatan dari Seria membuat makhluk itu berevolusi menjadi lebih kuat. Semua orang tertuju pada makhluk itu. Seria pun ikut berhasil menjinakkannya. Seria mencoba melakukan Conjurer...saat melakukannya suasana menjadi kacau karena medan energi yang besar, portal muncul dengan mengeluarkan makhluk ular besar. Ular itu dapat berbicara yang mengejutkan semua orang. Seria berhasil menggunakan tipe Conjurer, Instruktur yang melihatnya takjub. Setelah melepaskan makhluk panggilannya, Instruktur menyatakan bahwa Seria masuk kedalam kategori Pemanggil 2 tipe.

Selanjutnya giliran Free yang pergi. Free cukup tak percaya diri karena sebelumnya tidak bisa menggunakan sihir. Free berjalan ke lapangan yang lebih luas. Ia mencoba memanggil sesuatu, mengendalikan mana nya, membayangkannya, tetapi ia belum bisa memanggil apapun.

Terbesit dalam pikirannya, sebuah serangkaian kata-kata terbayang olehnya. Free mengucapkan kata-kata tersebut lalu kalimat perintah pun muncul seperti halnya murid lain melakukan pemanggilan. Tetapi mereka tidak tau kalau kata perintah yang diucapkan Free memiliki perbedaan dengan yang mereka ucapkan.

Free mengulurkan tangannya, wajahnya yang serius menunjukkan tekadnya

"Aku memanggilmu dan turuti lah tuanmu..." Nada nya yang lantang.

Suasana menjadi sangat kacau, tabrakan medan energi dimensi membuat realitas di sekitarnya menjadi terganggu. Lalu muncullah sesosok makhluk yang sangat besar terlihat mengancam apapun disekitarnya. Sosoknya yang mengerikan membuat tak ada siapapun yang berani bergerak.

Free terkejut melihat apa yang dipanggilnya. Makhluk itu bahkan terlihat oleh orang-orang dari kota, semua yang melihatnya terkejut dan heboh ketika melihat makhluk itu dari kejauhan. Sosok monster yang sangat besar dengan aura yang mengerikan bahkan hanya sesaat aura dari makhluk itu dapat dirasakan oleh beberapa negara tetangga.

Lalu tak lama….

To be Continued....

More Chapters