Cherreads

Chapter 17 - Chapter 17

🔥 CHAPTER 17 — "Tim Penyerbu Bergerak, Rex Makin Kacau, & Ujian Pertama Lunar Dominion Pulse"

(MC: Damien Valtreos)

---

🌑 Awal Bab — Sekte Lunarshade Mulai Bergetar

Pagi itu, halaman sekte masih sunyi… kecuali satu suara.

Rex.

Yang sedang berlari-lari keliling pelataran sambil membawa bendera bertuliskan:

"AKU SIDE CHARACTER RESMI! DUKUNG AKU ATAU AKU MASAK MIE!"

Damien membuka pintu kamar sambil mengusap wajah.

"…Aku baru bangun. Kenapa hidupku begini?"

Lyanna muncul di sampingnya, rambut sedikit acak-acakan namun wajah tetap cantik. "Damien… Rex bangun jam empat pagi, lalu latihan napas dengan gaya aneh."

Rex tiba-tiba berhenti, lalu menatap mereka sambil DAGU NAIK.

"Bro Damien, Lyanna, liat nih! Ini latihan pernapasan tingkat tinggi—

'Breathing of the Legendary Handsome Fool, Form One: Menghirup Pagi'!"

Damien: "…Tidak ada teknik dengan nama itu."

Suara Dewa Tertinggi terdengar, sangat lelah:

[Anak itu… mencemari dunia kultivasimu.]

Lyanna tertawa sampai menunduk. Rex malah bangga.

"Liat! Dewa di kepalamu bahkan kagum!"

Damien: "…Itu bukan—"

Rex langsung memotong: "HIDUPKU SAAT INI PENUH VALIDASI!"

Damien memutuskan untuk tidak membuang energi menanggapi.

---

🌒 Sekte Gelap Bergerak — Pemburu Tahap Kedua

Di tempat lain…

Tiga elder dari organisasi bayangan berdiri di depan portal hitam.

"Boneka gagal. Sekarang kita kirim pasukan inti."

Dari dalam portal keluar tiga sosok berjubah:

Pemburu Bayangan Lvl.4

Assassin Void-Step

Penyihir Gelap Minor

"Target: Lyanna Frostveil.

Sub-target: Damien Valtreos.

Hidup atau mati, bawa tubuh mereka."

Langkah mereka mulai bergerak…

Dunia mulai mengejar Damien.

---

🔥 Damien Menguji Lunar Dominion Pulse

Kembali di Lunarshade.

Damien duduk di tengah arena latihan.

Rex ikut duduk di sampingnya, tetapi posenya salah lagi—kaki nyangkut.

"Aduh! Aduh bro! Kaki gue MENGUNCI SENDIRI!"

Damien: "Kenapa kau bisa idiot bahkan saat duduk?"

Lyanna, sambil menahan tawa: "Damien, fokus dulu. Kamu mau uji teknik, kan?"

Damien mengangguk.

Dewa Tertinggi berbicara: [Mulailah. Tingkatkan keluaran energi sebesar dua kali dari kemarin.]

Damien mengaktifkan tekniknya.

✨ LUNAR DOMINION PULSE – LEVEL 1

Gelombang cahaya bulan menyebar.

BOOOOMMM—

Rex langsung melayang ke belakang seperti daun.

"WAAA GUE TERBANGGG—DAMIEEEENNNNN!!!"

DUBAKK!

Ia jatuh dan tersungkur, wajah menancap tanah.

Lyanna sampai tersentak panik. "Rex!! Kamu hidup!?"

Rex, dengan suara tercekik: "…Hidup… tapi martabatku… minus dua level…"

Damien berdiri, menatap hasilnya. Tekanannya jauh lebih stabil, radius naik dari 30 meter menjadi hampir 45 meter.

Dewa Tertinggi bersuara puas: [Bagus. Tubuhmu cocok. Kau akan cepat naik realm.]

Damien tersenyum tipis. "…Lumayan."

Rex merangkak ke arah Damien sambil memegang dada.

"Bro… kenapa teknik lu selalu nindihin AKU doang? Aku ini side karakter loh… bukan samsak!"

Damien menepuk kepala Rex. "Tenang. Semakin sering kau mental, semakin kuat mentalmu."

Rex:

"…BRO ITU BUKAN LOGIKA MARTIAL ART!!!"

Lyanna menepuk bahu Rex. "Itu cara Damien menunjukkan perhatian, percayalah."

Rex menatap Damien dengan air mata dramatis. "Bro… kau peduli padaku…? :("

Damien: "Tidak."

Rex: "AHOKS."

Lyanna sampai jatuh terduduk sambil tertawa.

---

🌑 Deteksi Bahaya — Munculnya Aura Pemburu

Tiba-tiba, Damien membeku.

"Aura gelap…"

Lyanna langsung mengencangkan pegangan pedangnya. "Dari arah barat?"

Damien mengangguk.

Dewa Tertinggi memperingatkan:

[Hati-hati. Itu bukan boneka. Ini pemburu asli. Tiga orang. Dan mereka cukup kuat.]

Rex langsung bersembunyi di belakang Damien.

"Bro… bro… bro… aku ini kok tetep ikut? Kenapa aku side character di novel horor?!"

Damien menatap Rex. "Karena kalau kau lari, aku akan membunuhmu."

Rex:

"…Oke. Aku ikut."

Lyanna tertawa tipis. "Kamu cepat sekali pasrah."

Rex mengangkat tangan. "Bro, aku lebih takut sama Damien daripada musuh."

Damien menepuk bahunya. "Bagus. Itu insting yang sehat."

Rex: "TIDAK SEHAT SAMA SEKALI!!"

---

🌒 Akhir Bab — Mereka Datang

Tiba-tiba… tiga bayangan melompat dari pepohonan barat.

Senyum Damien menajam.

"Lyanna, Rex. Bersiap."

Lyanna menarik napas dalam.

Rex mengambil pedangnya, tangannya gemetar seperti ingin kabur tapi kakinya terkunci.

Tiga suara menggelegar bersamaan:

"TARGET TERKUNCI."

Damien mengangkat tangan kanan.

Cahaya lunar mulai berputar di telapak tangannya.

"…Lunarnya ingin bermain hari ini."

Rex:

"Aku ingin hidup hari ini…"

---

🔥 END CHAPTER 17

More Chapters