Cherreads

Ascension of The Fallen Noble

xion_seihero_arya
42
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 42 chs / week.
--
NOT RATINGS
584
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 Pewaris Dewa tertinggi

---

Angin malam menusuk kulit. Langit tampak muram seolah menertawakan seorang remaja berusia 17 tahun yang berdiri sendirian di depan gerbang megah sebuah keluarga bangsawan.

Damien Valtreos.

Anak lelaki dari garis keluarga terhormat… setidaknya seharusnya begitu.

"Aku ulangi, Damien," suara pria berarmor perak menatap dingin, "mulai detik ini, kau diusir dari House Valtreos."

Puluhan pasang mata memandangnya seperti sampah yang akhirnya dibuang ke tempat yang sesuai.

Damien hanya terdiam, wajahnya datar, mata peraknya tampak redup.

Tidak ada amarah. Tidak ada tangis.

Hanya kehampaan seorang manusia yang sudah terlalu sering dihina.

"Aku… tidak bisa berkultivasi, jadi aku dibuang?" gumamnya pelan.

Para tetua mengangguk tanpa ragu—seolah baru saja melakukan hal paling benar di dunia.

"Aku benar-benar benci hidup ini…"

Ia tersenyum tipis. Bukan senyum bahagia.

Senyum orang yang sudah muak.

Seorang pemuda sebaya, sepupunya, menyeringai.

"Damien, kau memang lahir sebagai pecundang. Tidak bisa menyerap energi, tidak punya bakat, tidak punya masa depan. Hahaha! Kau beruntung karena keluarga tidak membunuhmu saja."

Tawa menghina menggema.

Damien hanya membalikkan badan, melangkah menjauh, tanpa menoleh sedikit pun.

---

🌑 DIBUANG, SENDIRIAN…

Hutan utara Kingdom Arctyra terkenal liar. Tumbuhan gelap, udara dingin, suara hewan buas mengisi malam.

Damien berjalan tanpa arah.

Baju bangsawannya lusuh, rambut hitam peraknya tertiup angin.

"Diemin, turunin standar hidupmu… Sekarang kamu bukan bangsawan lagi," katanya pada dirinya sendiri sambil cengengesan kecil.

Ia memang dingin, tapi tetap punya humor aneh.

Setelah beberapa jam, ia tersandung akar pohon dan jatuh nyungsep ke tanah.

"…serius? Aku bahkan tidak punya kekuatan, tapi dunia tetap memukulku?"

Ia duduk bersandar pada batu besar. Lelah. Lapar. Penuh luka kecil.

Sampai tiba-tiba…

Craaaaack…

Batu yang ia sandari retak.

"Eh?"

Retakan itu memancarkan cahaya putih keperakan.

Bersinar… makin terang… sampai seluruh hutan dipenuhi cahaya.

Damien memicingkan mata.

"Apaan—"

BRUUUMMM!!!

Batu itu pecah, membuka sebuah ruangan bawah tanah dengan ukiran kuno berlapis cahaya biru.

Udara berubah.

Tenang… tapi sangat kuat.

Seolah dunia berlutut pada keberadaan yang tersegel di dalam sana.

Langkah Damien goyah, tapi ia turun ke dalam tanpa pikir panjang.

---

⚡ WARISAN KUNO YANG TERLUPA

Di dalam ruangan itu, terdapat arca raksasa seorang pria berwajah muda tapi auranya tak terbayangkan.

Di dadanya, sebuah inti cahaya berdetak… seperti jantung.

Dan di lantai, lingkaran rune mengarah tepat ke tempat Damien berdiri.

"Tunggu-tunggu… ini semacam perangkap? Atau… jackpot?"

Damien menyentuh lingkaran itu.

Seketika—

** BOOM!!! **

Cahaya menyelimuti seluruh tubuhnya, memaksa energi masuk ke dalam meridiannya yang tidak pernah bisa menyerap apa-apa.

Rasanya seperti organ dalamnya diputar, direbus, diinjak, lalu dilempar ke jurang.

"A-AHHH—!! Sialan! Kalau ini harta karun, kenapa sakitnya seperti dikerokin pakai neraka?!"

Tubuhnya menggigil.

Tulangnya bergetar.

Jantungnya berdebar tak manusiawi.

Dan…

---

☽ SUARA MISTERIUS ITU MUNCUL

Suara dalam kepalanya tiba-tiba terdengar… jelas… dingin… berwibawa… namun penuh kejahilan.

[Akhirnya… kau datang, Pewaris.]

Damien membeku.

"Si-siapa?! Ini suara halu atau aku udah mati?"

[Tenang, anak bodoh. Kau belum mati. Belum.]

"…kau barusan manggil aku apa?!"

[Kau. Adalah. Pewaris. Dari Aku, Sang Dewa Tertinggi dari Dunia Teratas — Eternal Trickster God.]

Damien ternganga.

"…huh?"

[Mulai saat ini… aku akan mengantarmu ke puncak kultivasi. Dengan syarat—]

Damien menelan ludah.

"…apa syaratnya?"

[…Jangan jadi pecundang lagi.]

"…KAU BARUSAN NGATAIN PEWARISMU SENDIRI?!"

Suara itu tertawa kecil.

Tawa yang membuat seluruh ruangan bergetar.

[Bangkitlah, Damien Valtreos. Buang identitas sampahmu. Hari ini… tubuhmu akan dibentuk ulang.]

Cahaya bulan jatuh ke tubuh Damien seperti hujan perak.

Tubuhnya mulai berubah.

Meridian pecah lalu pulih.

Jantungnya membentuk inti energi lunar.

Mata peraknya bersinar lebih tajam.

Damien menggertakkan gigi.

"Terserah aku sampah atau bukan… Tapi mulai sekarang…"

"…aku akan membuat dunia ini menyesal sudah meremehkanku."

Cahaya terakhir meledak.

---

CHAPTER 1 END